Proses kampanye calon presiden Amerika memang seru. Di debat terakhir dua calon presiden, McCain dinilai sudah bersikap rasis dengan menyebut Obama dengan sebutan “orang itu.” Padahal,”orang itu” berjarak hanya beberapa meter darinya. Dan, sebelumnya di awal debat, McCain sempat menjabat erat tangan Obama layaknya seorang sahabat. Kalau saya jadi Obama, pasti saya sudah mangkel bukan kepalang.
Di sini, kaum minoritas sudah bosan sering dipersulit dalam berbagai hal. Mulai dari urus KTP, akte kelahiran sampai ketika hendak membangun rumah ibadah.
Andai rumah ibadah sudah berdiri pun masih ada masalah. Pengeras suara tidak boleh dipakai ketika ada yang berkhotbah. Padahal tetangga sebelah, subuh-subuh sering membangunkan orang dengan volume pengeras suara yang kelewat keras.
Saya yakin semua agama dengan tegas mengajarkan untuk saling bertoleransi. Untuk mengasihi siapa pun tanpa melihat perbedaan agama, suku, negara, warna kulit, harta, jabatan. Bagaimana pun, jadi minoritas memang susah. Insya Allah lekas berubah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
coba deh tinggal di palestina...apa masih punya pikiran kayak gitu?
Post a Comment